Jumat, 10 Februari 2012

8 SERI FIKSI MINI

Fiksi mini ini dibuat setelah mendengar dan melihat kisah beberapa orang kawan. Tujuan utama dibuat fiksi mini ini adalah untuk menuangkan kisah kawan-kawan ke dalam sebuah fiksi mini. Kalau kawan-kawan merasa terganggu, berarti fiksi mini ini berhasil menjalankan fungsi utamanya dengan baik.


#SAHABAT LAMA
Setelah habis kata-kata ini keluar dari mulutku, kau hanya tertawa. Dan aku pun ikut tertawa. Padahal aku serius melamarnya.


#HARAPAN
Pandangan matanya selalu merabai jendela hitam di rumah itu. Jadi harap pahami bila saban hari setiap kali pulang pergi kuliah ia memerlukan waktu "putar rute" untuk sekedar singgah melewati rumah itu. Dibalik jendela itu ia menaruh harapan. Sebagai sahabat kunasihati ia, "Kenapa tak kau ketuk saja jendela itu?". "Aku tak mau harapanku runtuh" jawabnya.  Begitulah setiap hari ia berharap. Berharap dapat melihat lagi senyum manis yang ia lihat bertahun-tahun lalu. Hingga suatu hari jendela itu runtuh, bersama dinding rumah. Runtuh pula harapannya. Dan setelah itu ia memohon padaku,"pinjami aku garpu, akan kucongkel mataku. Aku tak mau berharap lagi".


#MISKIN
Aku berjanji akan meminangmu dengan cara yang tak sanggup dilakukan oleh orang-orang kaya di negeri ini. Kupinang kau dengan mas kawin miskin seumur hidup.


#PAGI
Aku akhirnya tahu mengapa engkau selalu suka pagi. Tentu saja itu karena aku baru saja selesai mandi. Pantas saja kau putuskan aku sepagi ini.


#KELU
Meski gemetar dan terbata-bata, seharusnya ia cukup bilang, "aku cinta kamu dik, maukah kau menjadi pacarku?". Dan walaupun agak menunggu dia juga menjawab, "Hmm, bagaimana ya? aku juga suka kamu mas". Seharusnya mudah duduk perkaranya. Tapi bahasa tak kunjung juga berubah jadi kata-kata. Hingga akhirnya kalian tak pernah bertemu kembali.


#TERLAMBAT
Masih terngiang jelas di telingamu jawabnya kemarin lusa. "Baik, kutunggu kau di depan kelas itu pukul satu". Dan kini pukul satu kurang tujuh kau telah menunggu di depan kelas itu sembari mengingat kembali kata-kata indah yang kau susun malam tadi. Lalu di dalam kelas itu, kau lihat gadis jelita sedang tersipu malu kemudian melirik ke arahmu. Kemudian kata-kata indah itu mengalir begitu saja. Dan jawaban indah juga mengalir dari bibir tipisnya yang manis. Tapi saat itu mulutmu tak pernah bicara. Hanya telingamu yang terbuka dan matamu yang mengintai.


#SKRIPSI
Maaf dik, sedang sibuk mengurus skripsi. Sementara tak ada cinta.


#DOA
Mungkin cerita cinta kita inilah yang paling indah dibalik jurang perbedaan yang dalam dik. Saat kita menikmati indahnya senja, hingga matahari mengintip di ufuk langit yang perlahan mulai gelap, kau selalu mengingatkanku untuk singgah di masjid, dik. Begitu pula aku yang selalu setia mengantar dan menungguimu tiap minggu saat kau melantunkan doa di gereja tua pinggir kota, dik. Tak pernah kita merisaukannya. Hingga suatu malam setelah ayahmu berbicara denganku, air mataku tak sanggup kubendung lagi.


PJ, 28 Agustus 2011.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar